Pemancar kedamaian
Sebagai muslim kita seharusnya menjadikan salam sebagai prinsip hidup. Siapapun yang mendekat pada kita harus merasakan kadamaian dan kesejahteraan yang terpancar dari hati dan memantul melalui kata-kata serta perbuatan kita.
Semua makluk ALLAH SWT harus merasakan kebahagiaan sebagaimana kebahagiaan yang kita rasakan. Dalam sebuah hadist, Rosulullah SAW menegaskan : “ Allah tidak akan mencintai orang yang tidak mengasihi sesa,ma manusia.” ( Riwayat Bukhori )
Lebih lanjut beliau mempertegas sikapnya ; “ tiada beriman seorang dari kamu sehingga ia mencintai dirinya sendiri . .” ( Riwayat Bukhori )
Kedamaian adalah karakter., sikap, dan sifat orang-orang yang beriman. Mereka digambarkan dalam al-qur’an: hamba-hamba Allah yang rahman ialah mereka yang berjalan di muka bumi dengan rendah hati, dan apabila orang-orang jahil menyapa ( memperlakukan mereka dengan kejahilan ) mereka berkata ( bersikap ) salama ( yang mengandung keselamatan ) . ( al-furqon 25:63)ka.
Ketika kaum kafir sudah berada pada puncak permusuhannyakepada kaum muslimin , beberapa kali Rosulullah SAW didesak oleh para sahabat untuk melawan mereka dalam sebuah peperangan terbuka.
Akan tetapi rosulullah SAW tetap menahan mereka sampai ALLAH member izin perang kepada kaum muslimin. Kaum muslimin tidak pernah berinisiatif untuk berperang, tapi para musuh islam lah yang selalu memulai dengan provokasi , terror, dan intimidasi.
Sungguh dalam diri Rosulullah SAW tidak ada sedikitpun keinginan untuk bermusuhan , apalagi berperang. Dalam diri Rosulullah SAW tidak terdapat sifat dendam dan sakit hati. Beliau sebagaimana sabdanya : “ jibril As yang aku cintai menyuruhku agar aku bersikap lunak (toleran dan mengalah) terhadap orang lain.” ( riwayat ar-rabii)
Sebagai umat Muhammad SAW sekaligus pelanjut Risalahnya , wajib bagi kita untuk meneladani sifat dan sikapnya dalam mencintai kedamaian dan kasih sayang di muka bumi ini.
0 komentar:
Posting Komentar